Sabtu, 27 September 2014

MAKALAH KIMIA TOKSIK





Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadiran allah SWT atas rahmat da hidayahnya sehingga  penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah k3
Dalam penyusunan makalah ini, banyak hambatan yang penulis hadapi namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan, arahan, bimbingan orang tua, dan dosen pembimbing sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yaitu    Dra Sri Indriati,M.Si yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, juga telah memberi kami arahan sehingga kendala yang dihadapi dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khusunya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Penulis menyadari bahwa halnya makalah ini belum serta merta sempurna, Untuk itu apabila ada kekurangan dalam laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam penyusunan laporan selanjutnya penulis dapat meperbaiki kesalahan yang lalu.Sekian dan terima kasih.
Makassar 27 September 2014
   


Syarif Ismail






BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978). Dengan demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat.



B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian toksik?
2.      Bagaimana klasifikasi toksik?
3.      Apa saja bahan-bahan yang mengandung toksik?
4.      Apa saja factor yang menentukan tingkat keracunan?



C.     TUJUAN
1.      Menjelaskan pengertian toksik.
2.      Menjelaskan klasifikasi toksik.
3.      Mengetahui bahan-bahan yang mengandung toksik.
4.      Mengetahui factor yang menentukan tingkat keracunan.





















BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN TOKSIK

Bahan kimia beracun atau biasa dikenal dengan sebutan toxic ialah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat
Pada dasarnya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh. Garam dapur yang kita makan setiap hari adalah bahan kimia yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Tetapi, jika terlalu besar jumlah yang kita makan, akan membahayakan kesehatan kita. Demikian pula berbagai macam obat, baru bermanfaat bagi tubuh pada dosis tertentu. Tetapi akan berbahaya apabila diberikan dalam dosis berlebihan.


B.     KLASIFIKASI TOKSIK
Bahan-bahan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari minat dan tujuan pengelompokannya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan :
1.      Organ targetnya yaitu hati, ginjal, system hematopotik dan lain-lain
2.      Penggunaannya yaitu, pestisida, pelarut, aditif makanan, dan lain-lain.
3.      Sumbernya yaitu toksik tumbuhan dan binatang
4.      Efeknya yaitu, kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya.
5.      Fisiknya, yaitu gas, debu, cair
6.      Sifatnya yaitu mudah meledak
7.      Kandungan kimianya yaitu, amina aromatic, hidrokarbn halogen, dll.

Contoh zat kimia yang beracun:
-          Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
-          Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
-          Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
-          Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
-          Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
-          Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol

C.     BAHAN-BAHAN YANG MENGANDUNG TOKSIK
1.      Logam/metalloid
-     Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
-          Hg (organik&anorganik): Saraf dan ginjal ;
Cadmium: Hati, ginjal dan darah
-          Krom: Kanker
-          Arsen: Iritasi kanker
-          Phospor: Gangguan metabolisme
2.      Bahan pelarut
-     Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah): Pusing, koma
-     Hidrocarbon terhalogensisasi(Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
-     (etanol, methanol): Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
-     Glikol: Ginjal, hati, tumor
3.      Gas beracun
-     Aspiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
-     Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), ---
-          Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang, pingsan
4.      Karsinogenik
-     Benzene: Leukemia
-     Asbes: Paru-paru
-     Bensidin: Kandung kencing
-     Krom: Paru-paru
-     Naftilamin: Paru-paru
-     Vinil klorida: Hati, apru=paru, syaraf pusat, darah
5.      Pestisida
-     Organoklorin: Pusing, kejang, hilang
-     Organophosphat: Kesadaran dan
-     Karbamat: kematian
-     Arsenik



Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan:
Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn). 
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan kimia beracun lain yang dapat meracuni setiap saat, khususnya masyarakat pekerja industri.



D.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KERACUNAN TOKSIK TERHADAP TUBUH
Pengaruh efek racun terhadap badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.      Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair), debu (partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel padat), awan (partikel cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat karbon).
2.      Dosis beracun: jumlah/konsentrasi racun yang masuk dalam badan.
3.      Lamanya pemaparan.
4.      Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis pelarut.
5.      Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit serta selaput lendir.
6.      Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya tahan/toleransi, habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan tubuh, factor generik.

PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat menimbulkan kematian.
1.      Penyebaran racun ke dalam tubuh:
Racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal pada jalan pencernaan, pernapasan atau mata. Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah.


Efek racun pada tubuh juga akan memberikan efek local seperti iritasi, reaksi alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan sistematik juga tergantung pada organ tubuh yang terkena.
2.      Fungsi detoksikasi hati (hepar):
Racun yang masuk ke tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) didalam hati oleh fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan fungsi detoksikasi hati (hepar) baik, dalam tubuh kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun apabila racun yang masuk jumlahnya besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami kerusakan.

GEJALA-GEJALA KERACUNAN

-       Gejala nonspesifik: Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan, pandangan berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi, dan sebagainya.
-       Gejala spesifik:  Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut, gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, dan sebagainya.

E.     EFEK DARI TOKSIK
Penggunaaan bahan kimia oleh manusia terutama sebagai bahan baku di dalam industry semakin hari semakin meningkat, walaupun zat kimia yang sangat toksik sudah dilarang dan dibatasi pemakaiaanya, seperti pemakaian tetraetil timbal (TEL) pada bensin, tetapi pemaparan terhadap zat kimia yang dapat membahayakan tidak dapat dielakkan
            Pemaparan bahan-bahan kimia terhadap manusia bisa bersifat kronik dan akut. Pemaparan akut biasanya terjadi karena suatu kecelakaan atau disengaja ( pada kasus bunuh diri atau dibunuh ), dan pemaparan kronk biasanya dialami para pekerja terutama di lingkungan industri-industri kimia.
            Efek toksit dari bahan-bahan kimia sangat berfariasi dalam sifat, organ sasaran, maupn mekanisme kerjanya. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan cedera pada tempat yang kena bahan tersebut ( efek local ), bisa juga efek sistemik setelah bahan kimia diserap dan tersebar ke bagian organ lainnya. Efek toksik ini dapat bersifat reversible artinya dapa hilang dengan sendirinya atau irreversible yaitu akan menetap atau bertambah parah setelah pajanan toksikan dihentikan. Efek irreversible ( efek Nirpulih ) di antaranya karsinoma, mutasi, kerusakan syaraf dan sirosis hati. Efek toksikan reversible ( berpulih ) bila tubuh terpajan dengan kadar yang rendah atau untuk waktu yang singkat, sedangkan efek nirpulih terjadi bila pajanan dengan kadar yang lebih tinggi dan waktu yang lama.


PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat menimbulkan kematian.

1. Penyebaran racun ke dalam tubuh:
Racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal pada jalan pencernaan, pernapasan atau mata. Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah. Efek racun pada tubuh juga akan memberikan efek local seperti iritasi, reaksi alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan sistematik juga tergantung pada organ tubuh yang terkena.

2. Fungsi detoksikasi hati (hepar):
Racun yang masuk ke tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) didalam hati oleh fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan fungsi detoksikasi hati (hepar) baik, dalam tubuh kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun apabila racun yang masuk jumlahnya besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami kerusakan.

GEJALA-GEJALA KERACUNAN

Gejala nonspesifik: Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan, pandangan berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi, dan sebagainya.
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut, gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-zat kimia terhadap organisme hidup.
Kombinasi dari berbagai sistem klasifikasi atau berdasarkan faktor-faktor lainyanya mungkin diperlukan untuk memberikan sistem peringkat terbaik untuk maksud tertentu.  Meskipun klasifikasi yang mempertimbangkan komposisi kimiawi dan biologis dari bahan serta karekteristik pemaparan akan lebih bermanfaat untuk tujuan pengendalian dan pengaturan dari pemakaian zat-zat toksik (Rukaesih Achmad, 2004: 156-157)
Jalan masuk ke dalam tubuh suatu bahan polutan yang toksik, umumnya melalui saluran penceraan makanan, saluran pernapasan, kulit dan jalur lain. Jalur lain tersebut diantaranya adalah intra muskuler, intra dermal, dan sub kutan. Jalan masuk yang berbeda ini akan mempengaruhi toksisitas bahan polutan. Bahan paparan yang berasal dari industri biasanya masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan terhirup, sedangkan kejadian keracunan biasanya melalui proses tertelan.
Jalur utama bahan toksik untuk dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui saluran pencernaan atau gastro intestinal (menelan/ingesti, paru-paru (inhalasi), kulit (topikal), dan jalur perenteral lainnya (selain saluran usus/intestinal). Bahan toksik umumnya menyebabkan respon yang paling cepat bila diberikan melalui jalur intravena.

B.     SARAN
Bagi instansi terkait hendaknya memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam makanan dan minuman yang mengganggu kesehatan.
Bagi Dinas kesehatan, Pengawasan makanan dan minuman hendaknya sebelum mengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan zat yang ada didalamnya terutama yang membahayakan kesehatan.




DAFTAR PUSTAKA
·         Imamkhasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia. Jakarta : PT. Gramedia.
·         adhienbinongko.blogspot.com/2012/05/makalah-toksikologi.html
·         ml.scribd.com/doc/96046919/makalah-toksik